Daily Archives: Januari 24, 2012

10 Kiat Agar Tak Tertular Flu

KOMPAS.com – Flu tergolong penyakit yang mestinya dapat dicegah. Banyak kasus flu yang sebetulnya tak perlu diderita hanya karena lalai atau mungkin tidak tahu cara mencegahnya.

Jangan anggap enteng flu. Khusus bagi yang sudah berusia lanjut, serangan flu umumnya lebih berat dibanding bila menimpa mereka yang lebih muda. Selain karena sistem kekebalan tubuh mereka yang memasuki usia uzur sudah kian menurun, tipe virus flu yang masuk ke dalam tubuh juga belum tentu sama.

Kita mengenal tiga keluarga besar tipe virus flu (tipe A, B, dan C). Masing-masing tipe punya sekian banyak anggota keluarganya sendiri.
Perangai anggota keluarga masing-masing tipe virus flu juga tidak sama derajat keganasannya. Ada yang jinak, ada pula yang ganas luar biasa. Flu yang lazim menyerang penduduk Eropa, misalnya, tidak seperti di Indonesia, umumnya tergolong jenis virus flu yang ganas, dan sering amat mematikan. Wabah flu awal abad XX di Spanyol, menelan ratusan ribu korban tewas.

Oleh karena tidak semua virus, termasuk virus flu, ada obat antinya, kunci pamungkas mencegah virus flu masih tetap hanya ada dua cara, yakni dengan meningkatkan daya tahan tubuh dan mengurangi kemungkinan tubuh dimasuki oleh virus.

Di bawah ini beberapa tip bagaimana agar flu yang mengancam di musim penghujan ini tidak sampai menimpa kita. Apa sajakah yang perlu dikerjakan?

1. Minta vaksin flu.

Bagi yang sudah uzur dianjurkan untuk mendapatkan suntikan vaksin flu selama musim flu datang. Namun, tidak semua jenis virus bisa ditangkal dengan vaksin flu.

Dari waktu ke waktu vaksin flu disempurnakan dengan kandungan jenis-jenis vaksin oleh tipe virus flu yang tengah menimbulkan wabah. Namun, selain berbeda tipe virusnya, bukan kejadian jarang muncul jenis virus yang lolos dari upaya penangkalan, saking beragamnya jenis dan strain virus flu yang ada. Belum lagi kemungkinan virusnya berubah tabiat (mutasi), sehingga sebuah vaksin menjadi tak lagi poten menangkalnya.

2. Jauhi diri dari paparan dingin.

Orang Barat menjuluki flu sebagai catch cold atau terpapar dingin. Memang, semakin lama dan sering tubuh terpapar yang serba dingin (udara, air mandi, ruangan berpendingin, minuman dingin, angin), semakin lemah ketahanan tubuh, dan kian rentan untuk gampang terserang virus (apa saja).

Kita tahu, bibit penyakit virus hanya bisa dilawan dengan mengandalkan daya tahan tubuh. Kalau daya tahan menurun, pertahanan tubuh akan jebol, dan flu atau penyakit oleh virus lainnya berpotensi bakal menjangkiti. Hanya bila pertahanan tubuh kokoh saja, virus yang sudah masuk ke dalam tubuh akan bisa ditumpas dan orang batal jatuh sakit flu.

Itu sebab selama tubuh hanya ditumpangi oleh virus flu saja, pemberian obat antibiotika, yang paling kuat sekalipun, menjadi mubazir karena virus tak bisa ditumpas oleh antibiotika jenis dan generasi apa pun. Selain sia-sia mengeluarkan uang untuk yang tak perlu, tubuh sudah dibebani oleh efek samping antibiotikanya.

Kasus flu sejatinya tidak perlu diberi antibiotika. Di Indonesia, flu umumnya dianggap penyakit enteng. Orang masih tetap melakukan aktivitas hariannya di kantor, sekolah, dan kegiatan luar rumah lainnya.

Penyakit flu yang tadinya hanya dihuni oleh virus saja, akibat tubuh dalam kondisi sudah diperlemah oleh serangan virus, bibit penyakit lain akan mudah ikut mendompleng memasuki tubuh, lalu muncul penyakit baru. Dengan cara itu, penyakit flu di Indonesia umumnya sering berkepanjangan, dan malah bisa berkomplikasi.

Tidak jarang flu berkembang menjadi infeksi THT lain (infeksi tenggorok, kerongkongan, hidung, atau congekan), selain kemungkinan terinfeksi oleh kuman pendompleng yang memasuki paru-paru juga (bronchopneumonia, pneumonia).

Itu pula alasan kenapa mereka yang sedang flu sebaiknya tinggal di rumah. Selain berpotensi merugikan diri sendiri, dalam keadaan flu berada di luar rumah akan menyebarkan virusnya ke udara di sekitar pasien, terlebih bila berada di ruangan (yang dirancang tertutup tak berventilasi) berpendingin.

3. Perkuat tubuh.

Dengan beristirahat dan menu bergizi tinggi selama musim hujan, tubuh diperkuat ketahanannya. Selain dengan cara menghangatkan tubuh (minum hangat, mandi hangat, balur obat gosok), pilih pula menu bergizi tinggi, khususnya berpotein tinggi (telur, susu, daging), tak cukup menu sayur-mayur belaka (sayur bening).

Orang Barat biasa menghidangkan sup ayam hangat selama tubuh terpapar di udara dingin. Hindarkan mandi hujan, embusan angin, berada di udara terbuka. Buat kita dapat memilih minuman penghangat badan (wedang jahe, bandrek, bajigur, atau sekoteng), khususnya sehabis tubuh mandi hujan, berenang dingin, wisata pantai.

4. Hindari pergi ke tempat-tempat keramaian.

Selagi musim hujan, dan banyak orang sedang sakit flu, sebaiknya tidak bepergian ke tempat-tempat keramaian kalau tidak perlu sekali. Kalau bisa ditunda sebaiknya tidak mengunjungi pasar tradisional, supermarket, mal, bioskop, terminal, stasiun, ruang tunggu puskesmas, rumah sakit, sekolah, ruang pesta. Di tempat-tempat orang berkerumun, virus flu, termasuk jenis virus lain, terbang bertebaran di udara, dan hidung kita menghirup udaranya.

5. Kurangi rokok dan alkohol.

Kedua jenis zat ini berpotensi menurunkan ketahanan tubuh. Merokok ”melukai” selaput lendir saluran napas, sehingga menjadikan saluran napas lebih rentan dimasuki virus. Ruangan yang berasap rokok, memperlemah kondisi saluran napas orang-orang yang menghirupnya juga (passive smoker).

6. Rajin basuh tangan dengan sabun. Tangan dan jemari kita dapat menjadi sumber pemindahan virus yang melekat dari lingkungan tempat kita melakukan aktivitas, seperti kantor, sekolah, dan kamar kecil di tempat-tempat umum. Studi tentang ini sudah dikerjakan sewaktu SARS mewabah dulu.

Tangan kita tentu bersentuhan dengan pegangan pintu kamar mandi, pintu mobil, tombol lift, gagang telepon, lembaran atau kepingan uang, permukaan meja, kursi, dan segala yang disentuh banyak orang. Dari sana virus yang sudah mencemari segala yang disentuh (oleh pengidap flu) bisa berpindah ke jemari tangan kita.

Pengidap flu perlu tahu diri untuk tidak seenaknya bersin dan batuk-batuk di rungan yang banyak orangnya, selain sepatutnya rajin membasuh tangan juga (sebab pasti sudah memegang liang hidung dan mulutnya yang bervirus).

Orang lain yang berdekatan dengan pasien flu, berbicara, dan terancam cemaran virusnya, perlu lebih sering membasuh tangan, dan tidak sembarang memegang hidung (mengupil, membersihkan liang hidung), atau mulut. Biasakan menggunakan saputangan, atau tisu, untuk membersihkan liang hidung atau mulut. Lewat kedua liang itulah virus flu akan memasuki tubuh, termasuk virus flu burung (avian influenzae).

7. Membersihkan liang hidung setiap pulang bepergian.

Ya, selama bepergian ke luar rumah, terlebih selama musim flu berjangkit, nyaris tak ada udara yang tidak tercemar virus flu, terlebih di lingkungan yang ada pasien flu. Hampir pasti udara yang kita hirup selama di luar rumah, ada virus flunya. Termasuk bila di rumah ada yang sedang sakit flu.

Bagaimanapun keadaannya, jauh lebih baik bila segera membersihkan liang hidung dengan sabun, setiap kali pulang bepergian, sambil berulang-ulang dengan cara sekuat-kuatnya mengembus-embuskan udara hidung selama dibersihkan. Dengan cara demikian sekurang-kurangnya gerombolan virus yang mungkin sudah mengendon di situ akan terpelanting keluar dari liang hidung sebelum sempat bersarang, dan berbiak.

8. Berkumur-kumur, dan tidak kurang tidur.

Virus flu memasuki tubuh lewat liang hidung dan rongga mulut. Selain saluran hidung harus terjaga bersih, mulut pun perlu kokoh pertahanannya. Untuk itu ada baiknya lebih sering berkumur.

Selain bisa memilih seduhan daun sirih (ada daya antisepsisnya), dapat juga memakai obat kumur yang dibeli bebas di apotek. Dengan cara demikian kita berupaya mengenyahkan bibit penyakit yang mungkin sudah mulai mengendap di rongga mulut, termasuk bila yang masuk virus flu.

Selain berkumur, tentu menggosok gigi, khususnya sebelum tidur malam. Rongga mulut yang kotor juga memperlemah ketahanannya. Terlebih pada mereka yang sudah tidak memiliki amandel (kelenjar tonsilnya sudah diangkat), sehingga tak punya pasukan penjaga rongga mulutnya dari ancaman bibit penyakit. Termasuk mereka yang gigi-geliginya sudah keropos, terinfeksi, dan membusuk akar giginya. Mereka lebih rentan terinfeksi rongga mulutnya.

9. Lakukan olah napas.

Ya, daya tahan tubuh juga membutuhkan asupan oksigen yang lebih penuh. Upaya olah napas, yakni dengan cara menghela napas (di udara segar terbuka) seberapa dalam kita mampu, dan menahannya seberapa lama kita bisa, akan lebih membugarkan paru-paru. Paru-paru yang bugar, yang lebih deras aliran darahnya, dan meningkat sistem kekebalan lokalnya, akan lebih diberdayakan untuk mampu mengenyahkan bibit penyakit.

Untuk menyempurnakan hasil olah napas, sertai pula dengan gerak badan yang memadai seperti berjalan kaki dan bersenam. Faktor stres fisik, selain stres mental, juga menambah rentan tubuh seseorang terserang virus flu. Keletihan yang berlebihan (akibat bekerja maupun latihan fisik) tidak dianjurkan selama musim flu.

10. Cukup tidur dan tidak begadang.

Tantangan orang sekarang adalah acap tergoda oleh begitu banyak iming-iming tontonan televisi, hiburan, dan kegiatan bareng di luar rumah di waktu jeda.

Salah satu ancaman penyakit yang banyak menimpa orang sekarang sering sebab kekurangan waktu jeda. Sudah letih di kesibukan siang hari, malamnya sering kurang waktu tidur. Alih-alih sempat tidur siang (seperti orang dulu), tidur malam juga sering tak memadai.

Kondisi kurang jeda, kurang tidur, dan tidur pun tidak nyenyak (sebab stres, terlampau letih), yang menambah rentan tubuh diserang virus umumnya, virus flu khususnya.

Bila mulai terasa badan mulai pegal-pegal, kepala pening, mata terasa panas, mulai bersin dan batuk-batuk kecil, kemungkinan gejala awal flu. Itulah saatnya langsung minum obat flu merek apa saja, dan tidur setelah makan sup atau minuman hangat. Biasanya dengan cara itu flu batal muncul.

Namun, obat warung tidak kuasa menahan laju perjalanan penyakit flu bila sudah telanjur berat. Percuma terus mengonsumsi obat flu saja bila flu sudah lebih dari seminggu, dan gejalanya bertambah berat. Lendir yang semula bening encer sudah berubah kental berwarna, itu berarti flu sudah ditunggangi oleh bibit penyakit lain. Inilah saatnya obat flu perlu didampingi oleh antibiotika.

Di zaman semakin banyak hiburan tengah malam, coba untuk tidak selalu mengikuti kata hati, kendatipun demi si jantung hati. Mereka yang tengah mengidap penyakit menahun (kencing manis, gagal ginjal, penyakit jantung, kanker) tentu lebih ”lemah” dibanding orang normal. (Dr. Handrawan Nadesul)

Ansyar Sempat “Mengamuk” Sebelum Meninggal

Kerabat Ansyar (41), sekuriti yang meninggal dunia setelah tertembak perampok berada di Ruang Autopsi RS Fatmawati, Selasa (24/1).

JAKARTA, KOMPAS.com — Ansyar (41), petugas keamanan PT Merapi Utama Pharma yang ditembak perampok sempat “mengamuk” sebelum meninggal dunia. Ansyar “mengamuk” saat dia mengalami demam. Ansyar kepada istrinya mengatakan bahwa infus yang tersambung ke tubuhnya malah membuatnya merasa demam.

Selasa (24/1/2012) pukul 02.00 dini hari, Ansyar sempat koma. Akhirnya ayah empat anak itu meninggal pukul 10.30 di ruang ICU, RS Fatmawati, Jakarta Selatan. “Mungkin karena itu, kemudian Ansyar meninggal dunia,” tutur Solehan, Kepala Logistik PT Merapi, saat menunggu jenazah Ansyar di Rs Fatmawati.

Kamis (19/1/2012) siang lalu, Ansyar ditembak komplotan perampok saat mengejar mereka di Jalan Ampera. Hari itu juga tim dokter mengambil peluru yang bersarang di perut Ansyar.

Tim dokter juga sudah membersihkan bagian tubuhnya yang dioperasi. Ansyar meninggalkan istri bernama Saidah (41) dan anak masing-masing Alam Kori (14), Nurul Aini (13), Surya AH (6), dan Rara Ayu (3).

Klenteng Sam Po Kong – SEMARANG

Klenteng Sam Po Kong selain merupakan tempat ibadah dan ziarah juga merupakan tempat wisata yang menarik untuk di kunjungi. Tempat ini dikenal juga dengan sebutan Gedong Batu. Ada yang mengatakan nama ini dipakai karena asal mula tempat ini adalah sebuah gua batu besar yang terletak pada sebuah bukit batu. Tetapi ada sebagian orang yang mengatakan bahwa sebenarnya asal kata yang benar adalah Kedong Batu, alias tumpukan batu-batu alam yang digunakan untuk membendung aliran sungai.

Klenteng Sam Po Kong

Komplek Klenteng Sam po Kong terdiri atas sejumlah anjungan yaitu Klenteng Besar dan gua Sam Po Kong, Klenteng Tho Tee Kong, dan empat tempat pemujaan (Kyai Juru Mudi, Kayai Jangkar, Kyai Cundrik Bumi dan mbah Kyai Tumpeng). Klenteng Besar dan gua merupakan bangunan yang paling penting dan merupakan pusat seluruh kegiatan pemujaan. Gua yang memiliki mata air yang tak pernah kering ini dipercaya sebagai petilasan yang pernah ditinggali Sam Po Tay Djien (Zheng He)

Bentuk bangunan klenteng merupakan bangunan tunggal beratap susun. Berbeda dengan tipe klenteng yang lain, klenteng ini tidak memiliki serambi yang terpisah. Pada bagian tengah terdapat ruang pemujaan Sam Po.

Menurut cerita, pada awal abad ke-15 Laksamana Zheng He sedang mengadakan pelayaran menyusuri pantai laut Jawa dan sampai pada sebuah semenanjung. Karena ada awak kapal yang sakit, ia memerintahkan mendarat dengan menyusuri sebuah sungai yang sekarang dikenal dengan sungai Kaligarang. Ia mendarat disebuah desa bernama Simongan. Setelah sampai didaratan, ia menemukan sebuah gua batu dan dipergunakan untuk tempat bersemedi dan bersembahyang. Zeng He memutuskan menetap untuk sementara waktu ditempat tersebut. Sedangkan awak kapalnya yang sakit dirawat dan diberi obat dari ramuan dedaunan yang ada disekitar tempat itu.

Setelah ratusan tahun berlalu, pada bulan Oktober 1724 diadakan upacara besar-besaran sekaligus pembangunan kuil sebagai ungkapan terima kasih kepada Sam Po Tay Djien. Dua puluh tahun sebelumnya diberitakan bahwa gua yang dipercaya sebagai tempat semedi Sam Po runtuh disambar petir. Tak berselang lama gua tersebut dibangun kembali dan didalamnya ditempatkan patung Sam Po dengan empat anak buahnya yang didatangkan dari Tiongkok. Pada perayaan tahun 1724 tersebut telah ditambahkan bangunan emperan di depan gua.

Perayaan tahunan peringatan pendaratan Zheng He merupakan salah satu agenda utama di kota Semarang. Perayaan dimulai dengan upacara agama di kuil Tay Kak Sie, di Gang Lombok. Setelah itu kemudian dilanjutkan dengan arak-arakan patung Sam Po Kong di kuil Tay Kak Sie ke Gedong Batu. Patung tersebut kemudian diletakkan berdampingan dengan patung Sam Po Kong yang asli di Gedong Batu.

Tradisi unik ini bermula sejak pertengahan kedua abad ke-19. Pada masa itu, kawasan Simongan dikuasai oleh seorang tuan tanah yang tamak. Orang-orang yang hendak berkunjung ke kuil Sam Po Kong diharuskan membayar sejumlah uang yang harganya sangat mahal. Karena kebanyakan peziarah tidak mampu membayarnya, kegiatan pemujaan kemudian dialihkan ke kuil Tay Kak Sie. Sebuah replika patung Sam Po Kong kemudian dibuat dan diletakkan di dalam kuil Tay Kak Sie. Setiap tanggal 29 atau 30 bulan keenam menurut penanggalan Imlek Cina, patung duplikat tersebut diarak dari Tay Kak Sie ke Gedong Batu yang dimaksudkan agar patung replika tersebut mendapat berkah dari patung asli yang berada di dalam kuil Gedong Batu.

Pada tahun 1879 atau tahun kelima Guang Xu, kawasan Simongan dibeli oleh Oei Tjie Sien. Oei Tjie Sien merupakan ayah dari Oei Tiong Ham, penderma yang juga dikenal sebagai “Raja Gula” Indonesia. Sejak saat itu, para peziarah dapat bersembahyang di kuil Gedong Batu tanpa dipungut biaya apapun dan urusan pengurusan kuil diserahkan kepada Yayasan Sam Po Kong setempat. Pawai Sam Po Kong itu dihidupkan kembali pada tahun 1937 dan terus menjadi daya tarik hingga sekarang.

Anggaran Makan Minum Dinas Kesehatan Daerah Sulteng Rp1,79 Miliar

PALU, MERCUSUAR – Dalam Buku APBD Sulteng tahun 2012, tercatat anggaran makan minum (Mamin) pada Dinas Kesehatan Daerah (Dinkesda) Sulteng sebesar Rp1,79 miliar. Jika dikalkulasikan setiap hari, maka anggaran Mamin pada dinas itu sebesar Rp 4,9 juta.

Berdasarkan dokumen APBD 2012 yang ada di DPRD Provinsi (Deprov) Sulteng, anggaran makan minum di Dinkesda melekat pada semua program dan kegiatan. Pada program administrasi perkantoran, anggaran makan minum mencapai Rp232.676.000. Anggaran sebesar itu diperuntukan bagi makan minum harian pegawai Rp147.256.000, makan minum rapat Rp15.080.000, makan minum tamu Rp5.000.000 dan kegiatan Rp65.340.000. Sementara dalam program peningkatan sarana dan prasarana aparatur, dianggarkan makan minum sebesar Rp9.500.000.

Jika ditelusuri lebih jauh, anggaran makan minum yang ada di Dinkesda lebih banyak terserap untuk kegiatan rapat. Sebagai contoh, pada program perbaikan gizi masyarakat dengan kegiatan penanggulangan dan perbaikan gizi masyarakat, anggaran makan minum rapat lebih tinggi dan anggaran makan minum pasien. Anggaran makan mimun rapat Rp160.750.000, sedangkan anggaran pasien Rp157.852.800 dari total anggaran Rp810.367.000.

Anggaran yang paling mengejutkan ada pada program kebijakan dan manajemen pembangunan kesehatan. Program ini mendapatkan kucuran sebesar Rp2.348.039.200. Pada program tersebut, untuk makan minum rapat kegiatan manajemen pembangunan kesehatan sebesar Rp293.235.000, makan minum rapat peningkatan kualitas manajemen keuangan dan asset Rp27.600.000, makan minum rapat pembangunan kesehatan/kepegawaian dan umum Rp14.025.000, makan minum rapat kebijakan pembangunan kesehatan Rp18.150.000 dan rapat updating data, analisis dan penyebarluasan informasi eduksi Rp30.480.000.

Contoh lainnya, anggaran makan minum rapat yang juga cukup besar ada pada kegiatan pengembangan promosi kesehatan, teknologi informasi dan edukasi, pada program promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat. Anggaran rapat kegiatan ini mencapai Rp136.600.000. Anggaran makan minum rapat ini jauh lebih besar ketimbang biaya makan minum kegiatan pemberdayaan masyarakat dan keluarga miskin Rp84.750.000. Masih pada program yang sama, juga dianggarkan biaya makan minum rapat kegiatan pemberdayaan masyarakat UKBM sebesar Rp21.900.000.

Sebelumnya juga terungkap anggaran perjalanan dinas atau sebesar Rp4.227.300.700 atau sekira 11 persen dari anggaran yang diterima Dinkesda, Rp39 miliar.

Pada item kegiatan peningkatan kesehatan masyarakat, dari total anggaran Rp 885.006.000, biaya perjalanan dinas aparatur mencapai Rp 551.227.200. Ini belum terhitung biaya pegawai lain yang menempel pada kegiatan tersebut dan pengadaan barang jasa yang terkait dengan urusan adiministrasi kantor. Jika dibandingkan dengan pelayanan kesehatan usia lanjut (Usila) yang hanya Rp 85.506.000, jelas biaya perjalanan dinas terlampau besar.

Demikian halnya dengan program promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat. Program ini dianggarkan Rp 3.791.574.000. Dari anggaran tersebut dianggarkan perjalanan dinas Rp 194.225.800, biaya makan dan minum rapat Rp 136.600.000. Sisanya diantaranya digunakan untuk penyediaan promosi kesehatan, teknologi informasi dan edukasi Rp 1.421.094.00.

Contoh lainnya adalah program pelayanan kesehatan keluarga miskin (Gakin). Program ini dianggarkan Rp 2 miliar. Pada program ini masuk item kegiatan perjalanan dinas Rp 112.133.400 dan makan minum rapat Rp 84.750.000.

Bukti lain adanya perjalanan dinas atau belanja pegawai pada program dan kegiatan Dinkesda, pada penanggulangan penyakit menular masih terdapat biaya perjalanan dinas sebesar Rp 821.796.200 dari total anggaran Rp 2.510.925.627.

Anggota Komisi IV DPRD Provinsi (Deprov) Sulteng yang juga anggota Badan Anggaran (Banggar) Mustar Labolo, saat dikonfirmasi beberapa waktu lalu seputar data-data tersebut mengakui Banggar maupun komisi kurang membedah secara detail rencana kerja anggaran (RKA) yang diajukan pemerintah. “Kedepan perlu melibatkan publik untuk bedah anggaran sebelum ditetapkan. Ini bentuk transparansi dan akuntabilitas APBD,” katanya.

Anggota Banggar lainnya Asgar Djuhaepa, juga menyatakan hal yang sama. Kedepan, Deprov harus lebih teliti dalam pembahasan RAPBD. Asgar juga mendukung keterbukaan RAPBD dengan melakukan bedah bersama masyarakat.

“Saya berharap Gubernur juga memperhatikan hal ini dan memerintahkan tim anggaran pemerintah daerah (TAPD), benar-benar fokus pada skala prioritas dan visi-misi Gubernur dalam penyusunan RAPBD. Saya dalam pembahasan APBD sejak 2010 lalu, telah meminta anggaran makan minum di dewan dipangkas. Saya berharap SKPD lain kembali merasionalkan anggaran makan minum.

Saya kira kita tidak perlu malu, kalau ada sisa anggaran makan minum atau perjalanan dinas diakhir tutup buku anggaran,” kata Asgar.

Hingga berita ini naik cetak, Kepala Dinkesda Sulteng dr Abdullah yang dikonfirmasi belum menjawab pertanyaan wartawan.